Hitamnya langit menurunkan gerimis.
Sang awan itu mulai mengaburkan cahaya,
seperti hendak menghempaskan keceriaanku.
Suara-suara gemuruh di atas sana,
Seakan mewakili teriakan-teriakan atas penatnya kehidupan.
Mungkin saat ini,
Kebosanan adalah kata yang tepat aku ucapkan ketika aku terbangun dari tidur.
Keputusasaan adalah kata yang dapat menggambarkan keadaan jiwaku.
Dan kesedihan adalah kata yang sempurna untuk mengartikan perasaanku saat ini.
Hanya saja,
Ada seseorang yang bayangannya dapat membuatku memaknai
pahit getirnya kehidupan.
Dia…
Hanya dia yang mendamaikan hatiku.
Dia…
Seseorang yang yang bersembunyi di balik tirai air mataku.
Dia…
Yang sampai saat ini namanya tertulis dalam hatiku yang terdalam.
Thursday, March 27, 2008
Rasa mengagumi
Mendengarnya memanggil namaku,
Membuatku semakin menyayanginya
Melihatnya menatapku,
Membuatku tak ingin melepasnya.
Memandangnya berjalan menjauh,
Membuatku ingin slalu bersamanya.
Setiap ku membangkitkan memori lamaku tentangnya,Hatiku menjadi sakit hingga ingin menangis.Bila hatiku punya mulut untuk berbicara,mungkin ia akan teriak dan berkata “Mengapa kau lakukan ini padaku.Bukankah kau tau aku akan merasa sakit bila kau menghadirkan bayangannya.”.Hatiku pasti akan marah seperti itu padaku.
Sebenarnya…
Aku ingin menutup telingaku erat-erat,
Saat mendengar namanya disebut.
Aku ingin sekali memejamkan mataku,
Saat aku tak sengaja melihatnya.
Tapi itu tak mudah.
Sungguh-sungguh sulit…
Sebab,
Dirinya adalah bagian dari hidupku.
Jadi,
Bagaimana aku bisa hidup bila tak ada kehadirannya di dalam hidupku.
Membuatku semakin menyayanginya
Melihatnya menatapku,
Membuatku tak ingin melepasnya.
Memandangnya berjalan menjauh,
Membuatku ingin slalu bersamanya.
Setiap ku membangkitkan memori lamaku tentangnya,Hatiku menjadi sakit hingga ingin menangis.Bila hatiku punya mulut untuk berbicara,mungkin ia akan teriak dan berkata “Mengapa kau lakukan ini padaku.Bukankah kau tau aku akan merasa sakit bila kau menghadirkan bayangannya.”.Hatiku pasti akan marah seperti itu padaku.
Sebenarnya…
Aku ingin menutup telingaku erat-erat,
Saat mendengar namanya disebut.
Aku ingin sekali memejamkan mataku,
Saat aku tak sengaja melihatnya.
Tapi itu tak mudah.
Sungguh-sungguh sulit…
Sebab,
Dirinya adalah bagian dari hidupku.
Jadi,
Bagaimana aku bisa hidup bila tak ada kehadirannya di dalam hidupku.
Subscribe to:
Posts (Atom)